RESI SUWANDAGNI adalah brahmana di pertapaan Argasekar. Ia putra kedua  dari Resi Wisanggeni  yang dalam Serat Ramayana dikenal dengan nama  Ricika --- Resi Wisanggeni merupakan putra bungsu dari dua bersaudara  putra Bagawan Dewatama, yang berarti cucu Bathara Dewanggana, turun ke-3  dari Bathara Surya. --- Kakak kandungnya, Jamadagni yang sebelum  menjadi brahmana di pertapaan Dewasana, lebih dulu menjadi raja negara  Kanyakawaya menggantikan Raja Gadi, kakeknya.
 
Resi Suwandagni menikah dengan Dewi Darini, seorang hapsari/bidadari keturunan bathara Sambujana, putra Sang Hyang Sambo. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra masing-masing bernama; Bambang Sumantri yang berparas tampan, dan Bambang Sukasarana/Sukasrana, berwujud raksasa kerdil/bajang.
 Resi Suwandagni menikah dengan Dewi Darini, seorang hapsari/bidadari keturunan bathara Sambujana, putra Sang Hyang Sambo. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra masing-masing bernama; Bambang Sumantri yang berparas tampan, dan Bambang Sukasarana/Sukasrana, berwujud raksasa kerdil/bajang.
 Resi Suwandagni sangat sayang kepada  putra-putranya. Pendidikannya diarahkan kepada hal-hal yang bersifat  kesantikan, kesaktian dan menanamkan rasa kebaktian kepada umat. Olah  keprajuritan sangat diutamakan, sehingga kedua putranya sangat mendalami  jiwa keprajuritan dan kepahlawanan. Setelah dewasa, Bambang Sumantri  mengabdi pada Prabu Arjunasasra / Arjunawijaya dan menjadi patih di  negara Maespati. Sedangkan Sukasrana mengabdi pada Bathara Wisnu dan  ditugaskan menjadi juru Taman Sriwedari di Kahyangan Untarasegara.
 Resi Suwandagni moksa setelah mendengar, bahwa Bambang Sumantri/Patih Suwanda gugur dalam pertempuran melawan Prabu Dasamuka, raja negara Alengka, dan Sukasrana mati oleh tangan kakaknya sendiri.