BASUKETI, PRABU adalah putra Prabu Basukiswara, raja negara Wirata, dengan Dewi Kiswati, seorang hapsari/bidadari dari Kahyangan. Ia mempunyai adik kandung bernama Arya Kistawan. Basuketi naik tahta kerajaan Wirata menggantikan ayahnya, yang di hari tuanya menjalani hidup sebagai brahmana. Lengser keprabon madeg pandito.
Prabu Basuketi kawin dengan saudara sepupunya sendiri, yaitu Dewi Yukti, putri Arya Basundara. Dari perkawinannya melahirkan dua orang putra, yaitu ; Dewi Durgandini/Dewi Gandawati dan Arya Durgandana.
Dewi Durgandini ketika remaja menderita penyakit yang aneh. Sekujur tubuhnya mengeluarkan BB (bau badan) yang baunya sungguh tidak sedap. Maka diasingkanlah Dewi Durgandini di sebuah perahu yang ditambatkan di tengah bengawan. Karena badannya berbau amis ‘anyir seperti bau ikan’ maka namanya terkenal dengan Dewi Lara Amis. Dewi Lara Amis mempunyai hati yang mulia. Dengan perahunya dia menolong orang-orang yang ingin menyeberang sungai. Suatu hari lewatlah seorang pertapa muda bernama Palasara yang ingin diseberangkan. Sebagai upah jasa penyeberangan, Palasara mengobati penyakit Dewi Lara Amis. Mereka kemudian menikah. Dari perkawinan ini lahirlah seorang pertapa sakti yang bernama Abyasa.
Setelah usianya lanjut dan merasa tak mampu lagi mengendalikan pemerintahan, Prabu Basuketi menyerahkan tahta kerajaan Wirata kepada putranya, Arya Durgandana yang setelah menjadi raja Wirata bergelar Prabu Matswapati.
Prabu Basuketi kemudian hidup sebagai brahmana di pertapaan Cemarasewu, sampai akhirnya ia moksa kembali ke nirwana. Pertapaan Cemarasewu kelak ditempati oleh cucunya yaitu Resi Seta, putra Prabu Matswapati dengan Dewi Rekatawati.