Pendeta Drona mengadakan pendadaran di  Padepokan Sokalima, untuk mengetahui kemahiran para siswanya (Pandawa  dan Kurawa). Adapun aturan mainnya, bahwa di dalam bertanding tidak  boleh didasari rasa dendam; boleh menyakiti tetapi tidak boleh membunuh.  Pendadaran segera dimulai. Dalam hal permainan keris, arjuna yang  tertangkas; permainan gada, Bima yang terbaik; memanah, Arjuna yang  paling tepat.
Karna anak sais kereta Adirata iri mengetahui kemampuan Arjuna. Arjuna ditantangnya untuk bertanding. Mendengar tantangan Karna, Bima mencaci maki serta menyatakan bahwa Karna tidak pantas bertanding dengan Arjuna, sebab Karna hanyalah anak sais kereta, bukan keturunan bangsawan.
Kurupati bangga keberanian Karna, maka ketika mendengar ucapan Bima, ia segera menobatkan Karna sebagai adipati. Karna diminta menantang Arjuna kembali. Arjunapun tak dapat menolaknya. Terjadilah perang tanding, keduanya sama-sama sakti. Akhirnya Drona terpaksa menghalau Karna, dengan alasan bahwa Karna bukan siswa Sokalima.
Pendadaran dilanjutkan kembali. Arjuna melawan Kartamarma, Arjuna menang. Bima melawan Kurupati, seimbang. Kurawa kemudian mengeroyok Bima. Melihat Bima dikeroyok, Kakrasana dan Narayana (putra Basudewa) yang saat itu menyaksikan pendadaran terpaksa membantu Bima, sehingga Kurawa dibuat kalang kabut.
         
Karna anak sais kereta Adirata iri mengetahui kemampuan Arjuna. Arjuna ditantangnya untuk bertanding. Mendengar tantangan Karna, Bima mencaci maki serta menyatakan bahwa Karna tidak pantas bertanding dengan Arjuna, sebab Karna hanyalah anak sais kereta, bukan keturunan bangsawan.
Kurupati bangga keberanian Karna, maka ketika mendengar ucapan Bima, ia segera menobatkan Karna sebagai adipati. Karna diminta menantang Arjuna kembali. Arjunapun tak dapat menolaknya. Terjadilah perang tanding, keduanya sama-sama sakti. Akhirnya Drona terpaksa menghalau Karna, dengan alasan bahwa Karna bukan siswa Sokalima.
Pendadaran dilanjutkan kembali. Arjuna melawan Kartamarma, Arjuna menang. Bima melawan Kurupati, seimbang. Kurawa kemudian mengeroyok Bima. Melihat Bima dikeroyok, Kakrasana dan Narayana (putra Basudewa) yang saat itu menyaksikan pendadaran terpaksa membantu Bima, sehingga Kurawa dibuat kalang kabut.