Boma Narakasura menghadap raja Kresna, memberitahu bahwa rakyat Trajutrisna terserang wabah penyakit . Rakyat biasa bebas dari wabah bila diperoleh Wahyu Manik Imandaya dan Getah Kumalasari. Kresna berkata, bahwa wahyu telah diminta oleh Pandawa. Tetapi Kresna menyarankan agar Boma Narakasura mencari ke Guwa Kori Sanga, yang dikuasai oleh Begawan Sukmaningrat. Boma narakasura berangkat, dikawani Samba.
Raja Puntadewa berunding dengan Werkudara hal mecari wahyu. Raja menganjurkan Sadewa yang mewakilinya. Sadewa bersama Gatotkaca pergi mencari wahyu, dikawal oleh Panakawan.
Begawan Durna menghadap Hyang Pramuni di Pasetran gandamayit. Durna berkata, bahwa kedatangannya ingin memperoleh wahyu. Permintaan itu diterima , Durna disuruh mencari dengan bantuan prajurit raksasa yang dipimpin oleh Hyang Jaramaya. Perjalanan mereka bertemu gatotkaca. Mereka berebut untuk memperoleh wahyu lebih dahulu. Terjadilah perang. Durna dan prajrit raksasa melarikan diri.
Sadewa datang di Karangbolotan, dan mengajak para panakawan pergi mencari wahyu.dikawal oleh Panakawan. Ditengah hutan Tukparibelis dihadang oleh raksasa, terjadilah perang. Raksasa dipanah , seketika menjadi Batara Kamajaya dan Dewi ratih. Kamajaya memberitahu tempat wahyu kepada sadewa.
Boma Narakasura dan samba menghadap Begawan Sukmaningrat di Guwa Kori Sanga. Sang Begawan akan memberikan wahyu bila Boma narakasura bisa menerangkan makna Wahyu Kayu Manik Imandaya, dan sebab wahyu itu dikuasai Begawan sukmaningrat. Boma Narakasura tidak dapat menerangkan makna wahyu lalu marah. Sang Begawan akan dibunuh, tetapi Boma Narakasura kena perbawa sang wiku, jatuh di luar pertapaan.
Sadewa datang dengan hormat, dan mengatakan tujuan kedatangannya. Sang Begawan menerima dengan senang, dan berkata seperti yang yang dikatakan Boma Narakasura. Sadewa memberi jawaban dan menerangkan makna wahyu Manik Imandaya.. Kayu lambing hidup, manik lambing kekuatan. Orang hidup hendaknya menjadi memaniking jagad (manikam dunia) dan bisa menjadi manikam dunia, bila mempunyai daya yang timbul dari imannya. Tlutuh Kumalasari (getah kumalasari) lambing air suci. Orang hidup di dunia hendaknya suci lahir dan batin, menjauhi ketamakan dan mendekati keutamaan. Guwa Kori sanga adalah lambnag dan yang dimaksud babahan hawa sanga (lubang hawa sembilan). Begawan sukmaningrat tidak lain manusia itu sendiri. Begawan Sukmaningrat berkenan hatinya, sadewa diberi wahyu Kayu Manik Imandaya. Begawan Sukmaningrat kembali menjadi sang Hyang Wenang. Para cantrik kembali menjadi dewa, dan mereka meninggalkan pertapaan.
Boma Narakasura jatuh di depan gatotkaca. Setelah thau maksud masing-masing terjadilah perkelahian. Samba lari ke Dwarawati.
Sadewa berjumpa Begawan druna di tengah hutan. Begawan Durna tahu bahwa Sadewa memperoleh wahyu, maka ia pura-pura meminjamnya sadewa menyerahkan wahyu dengan tiada rasa curiga. Setelah wahyu diterima, sadewa dikenahi pusaka Cundamani, seketika jatuh pingsan. Para Panakawan membuat desas-desus bahwa Durna dimakan babi hutan. Sadewa kembali ke Amarta.
Babi hutan datang di Astina. Para kUrawa mengusirnya, Babi hutan lari ke Amarta.
Sadewa tiba di Amarta.kemudian bercerita bahwa ia telah memperoleh wahyu tetapi direbut oelh Durna. Babi huatn masuk ke istana Ngamarta, minta perlindungan dan wahyu yang dibawa diserahkan kepada raja Amarta, Babi hutan kembali m;enjadi Begawan Durna. Durna minta pamit dengan rasa malu.
Kresna datang ek Ngamarta atas hasutan Samba, Kresna Triwikrama hendak mengamuk ke Ngamarta, sadewa memberitahu kepada Puntadewa bahwa Boma Narakasura yang membegal bersama Samba, tetapi tak berhasil. Puntadewa juga Triwikramahendak menyambut kedatangan kresna yang telah berubah wujud sebesar gunung. Terjadilah perkelahian , tetapi akhirnya mengakui Samba yang bersalah. Mereka damai, Boma Narakasura disuruh kembali ke Trajutrisna.
Sang Hyang jaramaya membela Durnam, datang mengamuk di Ngamarta. Semar melawan amukan Sang Hyang Jaramaya, Semar matek aji, keluarlah angin besar. Sang Hyang Jaramaya bersama prajurit terbawa tiupan angin, jatuh di hutan Seragandamayit.
Warga Ngamarta pista raya atas karunia Wahyu Manik Imandaya yang telah diperolehnya.
Raja Puntadewa berunding dengan Werkudara hal mecari wahyu. Raja menganjurkan Sadewa yang mewakilinya. Sadewa bersama Gatotkaca pergi mencari wahyu, dikawal oleh Panakawan.
Begawan Durna menghadap Hyang Pramuni di Pasetran gandamayit. Durna berkata, bahwa kedatangannya ingin memperoleh wahyu. Permintaan itu diterima , Durna disuruh mencari dengan bantuan prajurit raksasa yang dipimpin oleh Hyang Jaramaya. Perjalanan mereka bertemu gatotkaca. Mereka berebut untuk memperoleh wahyu lebih dahulu. Terjadilah perang. Durna dan prajrit raksasa melarikan diri.
Sadewa datang di Karangbolotan, dan mengajak para panakawan pergi mencari wahyu.dikawal oleh Panakawan. Ditengah hutan Tukparibelis dihadang oleh raksasa, terjadilah perang. Raksasa dipanah , seketika menjadi Batara Kamajaya dan Dewi ratih. Kamajaya memberitahu tempat wahyu kepada sadewa.
Boma Narakasura dan samba menghadap Begawan Sukmaningrat di Guwa Kori Sanga. Sang Begawan akan memberikan wahyu bila Boma narakasura bisa menerangkan makna Wahyu Kayu Manik Imandaya, dan sebab wahyu itu dikuasai Begawan sukmaningrat. Boma Narakasura tidak dapat menerangkan makna wahyu lalu marah. Sang Begawan akan dibunuh, tetapi Boma Narakasura kena perbawa sang wiku, jatuh di luar pertapaan.
Sadewa datang dengan hormat, dan mengatakan tujuan kedatangannya. Sang Begawan menerima dengan senang, dan berkata seperti yang yang dikatakan Boma Narakasura. Sadewa memberi jawaban dan menerangkan makna wahyu Manik Imandaya.. Kayu lambing hidup, manik lambing kekuatan. Orang hidup hendaknya menjadi memaniking jagad (manikam dunia) dan bisa menjadi manikam dunia, bila mempunyai daya yang timbul dari imannya. Tlutuh Kumalasari (getah kumalasari) lambing air suci. Orang hidup di dunia hendaknya suci lahir dan batin, menjauhi ketamakan dan mendekati keutamaan. Guwa Kori sanga adalah lambnag dan yang dimaksud babahan hawa sanga (lubang hawa sembilan). Begawan sukmaningrat tidak lain manusia itu sendiri. Begawan Sukmaningrat berkenan hatinya, sadewa diberi wahyu Kayu Manik Imandaya. Begawan Sukmaningrat kembali menjadi sang Hyang Wenang. Para cantrik kembali menjadi dewa, dan mereka meninggalkan pertapaan.
Boma Narakasura jatuh di depan gatotkaca. Setelah thau maksud masing-masing terjadilah perkelahian. Samba lari ke Dwarawati.
Sadewa berjumpa Begawan druna di tengah hutan. Begawan Durna tahu bahwa Sadewa memperoleh wahyu, maka ia pura-pura meminjamnya sadewa menyerahkan wahyu dengan tiada rasa curiga. Setelah wahyu diterima, sadewa dikenahi pusaka Cundamani, seketika jatuh pingsan. Para Panakawan membuat desas-desus bahwa Durna dimakan babi hutan. Sadewa kembali ke Amarta.
Babi hutan datang di Astina. Para kUrawa mengusirnya, Babi hutan lari ke Amarta.
Sadewa tiba di Amarta.kemudian bercerita bahwa ia telah memperoleh wahyu tetapi direbut oelh Durna. Babi huatn masuk ke istana Ngamarta, minta perlindungan dan wahyu yang dibawa diserahkan kepada raja Amarta, Babi hutan kembali m;enjadi Begawan Durna. Durna minta pamit dengan rasa malu.
Kresna datang ek Ngamarta atas hasutan Samba, Kresna Triwikrama hendak mengamuk ke Ngamarta, sadewa memberitahu kepada Puntadewa bahwa Boma Narakasura yang membegal bersama Samba, tetapi tak berhasil. Puntadewa juga Triwikramahendak menyambut kedatangan kresna yang telah berubah wujud sebesar gunung. Terjadilah perkelahian , tetapi akhirnya mengakui Samba yang bersalah. Mereka damai, Boma Narakasura disuruh kembali ke Trajutrisna.
Sang Hyang jaramaya membela Durnam, datang mengamuk di Ngamarta. Semar melawan amukan Sang Hyang Jaramaya, Semar matek aji, keluarlah angin besar. Sang Hyang Jaramaya bersama prajurit terbawa tiupan angin, jatuh di hutan Seragandamayit.
Warga Ngamarta pista raya atas karunia Wahyu Manik Imandaya yang telah diperolehnya.