UJIAN TULIS BAHASA INDONESIA
TINGKAT III6 JUNI 2011
1. Pemahaman bacaan
JEPARA DAN KERAJINAN UKIRNYA
Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Jepara. Jepara terletak di pantai timur Jawa Tengah, yang bagian barat dan utara di batasi oleh laut, sedangkan bagian timur merupakan daerah pegunungan. Asal nama Jepara berasal dari kata Ujung Para, Ujung Mara, dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, artinya sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Memang menurut buku sejarah, Jepara selalu berusaha menjadi kota niaga. Pada zaman kejayaan Negara-negara Hindu, Jepara dikenal sebagai pelabuhan utara pantai Jawa yang juga berfungsi sebagai pintu gerbang komunikasi antara kerajaan Jawa dengan Cina dan India. Dalam masa penyebaran agama Islam oleh para Wali, Jepara dijadikan daerah ‘pengabdian’ Sunan Kalijaga yang mengembangkan berbagai seni, termasuk seni ukir.
Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena terdapat kerajinan ukiran kayu yang sangat terkenal sampai ke luar negeri. Selain itu, Jepara merupakan kota kelahiran pahlawan wanita indonesia R.A. Kartini. Peranan R.A. Kartini dalam pengembangan seni ukir juga besar. Melihat para pengrajin yang miskin, ia memanggil mereka untuk membuat ukiran di belakang Kabupaten. Bentuk ukirannya bermacam-macam, seperti peti jahitan, meja, pigura, tempat rokok, tempat perhiasan, dan barang-barang suvenir lainnya. Kemudian dijual ke Semarang dan Batavia. Akhirnya, diketahui bahwa masyarakat Jepara pandai mengukir.
Kemudian, hasil produksi ukiran kayu ini semakin beragam jenisnya, seperti kursi pengantin, alat penahan angin, tempat tidur pengantin, kursi tamu dan kursi makan. R.A. Kartini juga mengenalkan seni ukir Jepara ke luar negeri dengan mengirimkan suvenir kepada sahabatnya di luar negeri, sehingga seni ukir ini terus berkembang. Ia juga membangun sekolah kejuruan dengan jurusan mebel dan ukir sehingga kerajinan ini meluas di masyarakat. Di sekolah ini, awalnya dikenal dengan sebutan “Openbare Ambachtsschool” yang kemudian berkembang menjadi Sekolah Teknik Negeri dan Sekolah Menengah Industri Kerajinan Negeri, diajarkan berbagai macam desain motif ukir yang belum diketahui oleh masyarakat Jepara, seperti motif Majapahit, Pajajaran, dan Bali.
Setelah mengalami perubahan dari kerajinan tangan menjadi industri kerajinan, ukiran kayu Jepara berkembang pesat dan mampu menguasai pasar nasional, sehingga mendapatkan predikat kota ukir. Namun, keinginan para perajin untuk masuk ke pasar internasional sangat besar. Oleh karena itu, mulai dilakukan pameran-pameran dan penataan di daerah supaya kualitas mebel ukir Jepara meningkat, manajemen produksi dan pemasaran juga akan semakin baik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan luar negeri terhadap produk industri Jepara. Kualitas hasil kerajinannya harus mengikuti standard internasional seperti yang dipersyaratkan ISO 9000.
Untuk dapat melihat lebih jauh potensi ukir kayu Jepara dapat dilihat dari berbagai macam penghargaan, yang berskala regional, nasional dan internasional, baik bagi para pengusaha, pengrajin maupun bagi pimpinan daerah.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimana asal-usul nama Jepara?
2. Mengapa Jepara dikatakan sebagai kota niaga?
3. Selain sebagai kota niaga, sebutan terkenal apa yang didapatkan Jepara? Mengapa?
4. Bagaimana peran R.A. Kartini dalam mengembangkan seni ukir Jepara?
5. Model ukiran apa saja yang dibuat para pengrajin Jepara dibawah naungan Kartini?
6. Pada awal pembuatan kerajinan ukir Jepara, apakah motif ukir Pajajaran sudah dikenal oleh masyarakat Jepara?
7. Apakah R.A. Kartini ikut berperan dalam pengenalan seni ukir Jepara ke luar negeri? Jelaskan!
8. Produk apa saja dibuat di Jepara?
9. Bagaimana agar produk kerajinan ukir Jepara bisa menembus pasar internasional?
10. Ceritakan pendapat Anda mengenai seni ukir Indonesia, khususnya seni ukir Jepara. Menurut Anda, apakah bisa memenuhi selera masyarakat Italia?
II. Buatlah kalimat dengan kata-kata berikut.
1. Perusahaan
2. Upacara
3. Meninggalkan
4. Pendidikan
5. Pemerintah daerah
6. Pelestarian
7. Pedagang kaki lima
8. Walaupun
9. Sebaik-baiknya
10. Berkualitas tinggi
III. Terjemahkan kalimat-kalimat di bawah ini ke dalam Bahasa Indonesia.
1. Secondo Lei, il problema della spazzatura non finirà mai?
2. È vietato fumare!
3. Siccome Rudi è il fratello minore di Dahlan, i figli di Dahlan lo chiamano zio.
4. Naya sorride sempre , sia quando è felice sia quando è triste.
5. Sono molto sorpresa di sentire che hanno rubato la sua nuova borsa.
6. Dopo aver mangiato due piatti di riso fritto due ore fa, mi sento ancora sazio.
7. Poiché il tempo è brutto, non andiamo più al mercato a comprare le verdure.
8. Vado a visitare l’Indonesia perché è un paese molto interessante.
9. I venditori di scarpe in quella città sono già sposati.
10. Adesso ha paura di prendere l’aereo perché il mese scorso ha avuto una brutta esperienza di volo.
IV. Buatlah sebuah karangan dengan memilih salah satu topik yang ada di bawah ini.
1. Sistem pendidikan di Italia
2. Kebudayaan Indonesia yang sangat beragam
3. Kualitas acara televisi di Italia
4. Yang kalian suka dan tidak suka dari Indonesia
V. TATA BAHASA
A. Lanjutkan kalimat berikut sesuai dengan konteks yang ada. Gunakan nominalisasi dengan –nya yang dibentuk dari verba yang bercetak miring.
1. Banjir yang terjadi di wilayah Banten belum surut hingga hari ini.
2. Gunung Api Dukono di Halmahera Utara terus mengeluarkan abu panas.
3. Pemerintah Jepang meminta para perajin desa Slopeng di Madura, membuat kapal layar khas kerajaan Majapahit.
4. Pemerintah Daerah Propinsi Gorontalo akan segera merenovasi benteng Otanaha, benteng tertua di Propinsi ini.
5. Beberapa orang perwira Pakistan tewas akibat bom bunuh diri yang terjadi semalam.
B. Lanjutkan kalimat di bawah ini:
1. Pemerintah akan menaikkan anggaran pendidikan. Di samping itu...
2. Kafe ini menjadi tempat favorit nak muda untuk berkumpul karena harga makanan di sana murah meriah. Apalagi.....
3. Kinanti sudah memesan makanan dan minuman untuk pesta ulang tahunnya. Bahkan...
4. Banyak orang tahu nahwa merkokok dapat membahayakan kesehatan. Meskipun demikian.....
5. Pengguna jalan sadar bahwa mereka berkewajiban untuk menaati rambu lalu lintas. Namun....